Slideshow

Wednesday 5 June 2013

RESPIRASI AMPHIBI



BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Sistem respirasi memiliki fungsi utama untuk memasok oksigen ke dalam tubuh serta membuang CO2 dari dalam tubuh.Kita sering mendengar istilah respirasi eksternal dan internal. Pada dasarnya, pengertian respirasi eksternal sama dengan bernapas, sedangkan respirasi internal atau respirasi seluler ialah proses penggunaan oksigen oleh sel tubuh dan pembuangan zat sisa metabolisme sel yang berupa CO2.Penyelenggaraan respirasi harus didukung oleh alat pernapasan yang sesuai, yaitu alat yang dapat digunakan oleh hewan untuk melakukan pertukaran gas dengan lingkungannya.Alat yang dimaksud dapat berupa alat pernapasan khusus ataupun tidak.
Oksigen yang diperoleh hewan dari lingkungannya digunakan dalam proses fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP.Sebenarnya, hewan dapat menghasilkan ATP tanpa oksigen.Proses semacam itu disebut respirasi anaerob. Akan tetapi, proses tersebut tidak dapat menghasilkan ATP dalam jumlah banyak. Respirasi yang dapat menghasilkan ATP dalam jumlah banyak ialah respirasi aerob. Dalam proses anaerob, sebuah molekul glukosa hanya menghasilkan dua molekul ATP, sementara dalam proses aerob, molekul yang sama akan menghasilkan 36 atau 38 molekul ATP.Oleh karena itu, hampir semua hewan sangat sangat bergantung pada proses respirasi(pembentukan ATP) secara aerob.Respirasi sel (internal) akan menghasilkan zat sisa berupa CO2 dan air,yang harus segera dikeluarkan dari sel.

1.2              Rumusan Masalah
1.             Apa saja organ respirasi hewan amphibi ?
2.             Bagaimana fungsi organ respirasi hewan amphibi ?
3.             Bagaimana mekanisme respirasi hewan amphibi ?

1.3              Tujuan
1.             Untuk mengetahui organ respirasi hewan amphibi.
2.             Untuk mengetahui fungsi organ respirasi hewan amphibi.
3.             Untuk mengetahui mekanisme repirasi hewan amphibi.







BAB II
ISI

2.1       Pengertian respirasi
                Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.

2.2       Organ  Respirasi Amfibi
Mulai muda hingga dewasa amfibi mempunyai alat pernafasan yang berbeda-beda. Saat masih berudu alat pernapasan berupa insang. Pada usia kira-kira 12 hari menggunakan insang dalam sebasai alat pernafasan. Sesudah dewasa, alat pernafasan insang diganti dengan paru-paru. Saat di air, katak tersebut bernafas menggunakan permukaan kulitnya. Selain itu, katak juga dapat menggunakan alat pernafasan rongga mulut yang berupa glotis. Pada tubuh katak, tulang rusuk dan sekat diafragma tidak berperan dalam pernafasan.Oleh sebab itu perannya digantikan oleh otot rahang bawah, otot sternohioideus, ototgeniohioideus, dan otot perut. 
a.                   Insang
Insang merupakan pernapasan yang dilakukan pada saat masa berudu. Insang terdiri atas lembaran-lembaran kulit tipis yang mengandung pembuluh darah kapiler. Insang luar selalu bergerak sehingga air di sekitarnya selalu berganti dan oksigen yang terlarut di dalam air masuk ke dalam pembuluh darah kapiler.
b.                  Selaput rongga mulut
Pada selaput rongga mulut, pembuluh darah kapiler membentuk tonjolan ke permukaan yang menyebabkan aliran udara menjadi lamban, sehingga pertukaran gas lebih efisien.
c.                   Paru-paru
Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk-bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek.
d.                  Kulit
Pernapasan dengan kulit dilakukan secara difusi. Hal ini karena kulit katak tipis, selalu lembap, dan mengandung banyak kapiler darah. Pernapasan dengan kulit berlangsung secara efektif baik di air maupun di darat. Oksigen (O2) yang masuk lewat kulit akan diangkut melalui vena kulit paru-paru (vena pulmo kutanea) menuju ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida (CO2) dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian, pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di kulit.

2.3     Mekanisme Pernapasan
a.         Inspirasi
Masing-masing fase terjadi dalam keadaan mulut tertutup. Tejadinya fase inspirasi diawali dengan tertutupnya celah tekak dan mulut. Selanjutnya otot rahang bawah mengendur dan membuat udara dari luar masuk ke dalam rongga mulut dan hulu tenggorokan melalui koane. Kemudian, sekat akan menutup koane. Oleh kontraksi otot rahang bawah dan otot geniohioideus, rongga mulut menjadi kecil. Akibatnya, tekanan didalam rongga mukut menjadi besar. Adanya perbedaan tekanan udara, membuat udara masuk menuju celah-celah yang terbuka (faring) dan dilanjutkan menujub paru-paru.. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan.
b.                  Ekspirasi
Fase ini diawali dengan mengendurnya otot rahang bawah dan berkontraksinya otot perut, sehingga paru-paru menegcil dan udara terdorong ke rongga mulut. Sementara itu, celah tekak menutup sehingga terjadi kontraksi rahang bawah. Akibatnya, rongga mulut mengecil sehingga mendorong udara kaya oksigen. Pernapasan dengan kulit berlangsung pada amphibia sewaktu di darat dan di air. Kulit katak selalu basah agar dapat berfungsi sebagai alat pernapasan. Kulit katak sangat tipis, mengandung kapiler darah dan dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar penghasil lendir di bagian dermis dan di bawah kulit.
Keterangan :
(a).   Pengambilan udara dengan keadaan otot rahang bawah yang mengendur.
(b).   Otot sterno hioideus berkontraksi sehingga udara masuk ke rongga mulut.
(c).   Udara masuk ke paru-paru dan terjadi pertukaran gas.
(d).   Kontraksi otot hioideus dan otot perut sehingga rongga perut mengecil.
(e).   Udara keluar melalui koane.

2.3     Sistem Pernapasan
Katak mempunyai daur hidup di dua alam yang berbeda, yaitu di darat dan di air. Oleh karena itu katak disebut hewan amfibi. Waktu katak masih berbentuk larva, berudu hidup di air dan bernapas dengan insang. Berudu memiliki 3 pasang insang luar yang terdapat di belakang kepala. Insang luar terdiri atas lembaran halus yang banyak mengandung kapiler darah. Apabila insang ini bergetar, maka air di sekelilingnya selalu berganti dan oksigen yang larut dari air di sekeliling insang ini berdifusi masuk ke dalam pembuluh kapiler darah.
Seiring dengan pertumbuhan berudu, timbul celah insang dan terbentuk insang dalam. Insang dalam mempunyai tutup insang seperti pada ikan. Kemudian berudu perlahan-lahan menjadi katak dewasa. Katak dewasa bernapas menggunakan paru-paru dan kulit. Jika dari kulit Oksigen dari udara berdifusi melalui kulit yang basah kemudian masuk ke pembuluh kapiler darah. Oleh karena itu katak sering berada di tempat berair supaya kulitnya tetap lembab. Selain itu selaput kulit pada rongga mulutnya juga di gunakan untuk memasukkan oksigen ke dalam darah secara difusi.

No comments:

Post a Comment