Slideshow

Sunday 23 June 2013

Kucing Merah Endemik Kalimantan (Pardofelis Badia)

Kucing Merah atau yang dalam bahasa latin disebut Pardofelis badia merupakan salah satu spesies kucing kecil endemik pulau Kalimantan. Sayangnya tidak banyak yang mengenal kucing merah yang langka ini. Saya sendiri belum pernah sekalipun melihat Kucing Merah dari kalimantan ini, sekalipun di kebun binatang. Mungkin sobat ada yang pernah melihatnya?
Kucing Merah disebut juga sebagai Kucing Kalimantan atau Kucing Borneo. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Borneo Bay Cat, Bay Cat, Bornean Bay Cat, dan Bornean Marbled Cat. Di Malaysia binatang yang juga menghuni Serawak dan Sabah ini dikenal dengan Kucing Merah. Sedangkan dalam bahasa latin disebut sebagai Pardofelis badia, yang bersinonim dengan Catopuma badia dan Felis badia.
Kucing Merah ini merupakan saudara dekat dan masih satu nenek moyang dengan Kucing Emas (Asian Golden Cat) yang banyak terdapat di Sumatera, dan beberapa negara Asia Tenggara. Diperkirakan kucing endemik kalimantan ini telah ada sejak 4 juta tahun yang silam saat pulau Kalimantan masih bersatu dengan daratan Asia.
Kucing Merah (Pardofelis badia)
Ciri-ciri dan Perilaku. Kucing Merah (Borneo Bay Cat) mempunyai bulu berwarna coklat kemerah-merahan walaupun ada varian yang berwarna keabu-abuan. Bagian bawah tubuh Kucing Kalimantan berwarna lebih pucat daripada bagian atas. Terdapat garis warna merah kecokelatan agak muda pada kening dan pipi. Telinga kucing langka ini berwarna hitam atau cokelat tua, dan pada ekor bergaris putih dengan bintik hitam diujung ekor.
Kucing Merah mempunyai tubuh ramping memanjang dengan panjang sekitar 55 cm dengan ekor yang panjangnya berkisar 35 cm. Kucing Merah  (Borneo Bay Cat) mempunyai berat tubuh antara 2,3 -4,5 kg.
Belum banyak yang dapat digali tentang perilaku kucing endemik Kalimantan yang langka ini. Kucing Merah (Pardofelis badia) termasuk binatang nokturnal yang banyak beraktifitas di malam hari untuk memburu burung, tikus, dan monyet. Selain seekor pemburu, Kucing Merah (Catopuma badia) juga memakan bangkai-bangkai binatang yang terdapat di hutan.
Kucing Merah (Borneo Bay Cat) menginjak dewasa dan matang secara seksual pada usia antara 18-24 bulan. Kucing endemik kalimantan ini mempunyai masa kehamilan sekitar 70-75 hari dengan melahirkan 1-3 ekor anak dalam sekali masa kehamilan.
Habitat, Populasi, dan Konservasi. Kucing Merah Kalimantan (Pardofelis badia), hanya terdapat di pulau Kalimantan (Indonesia dan Malaysia) saja. Kucing ini mendiami hutan-hutan tropis dataran rendah yang lebat hingga ketinggian 900 meter dpl.
Kucing Merah
Populasi kucing langka ini sampai sekarang tidak diketahui dengan pasti. Karena itu 2002 Kucing Merah (Borneo Bay Cat) dikategorikan dalam status konservasi “endangered” (Terancam Punah) oleh IUCN Redlist. Dan juga dimasukkan dalam Apendiks II CITES. Di Indonesia dan Malaysia, Kucing Merah termasuk binatang yang dilindungi dari kepunahan.
Saya mempunyai satu harapan besar untuk dapat memotret dan mengabadikan gambar Kucing Merah ini meskip hanya dengan kamera saku yang saya punyai. Doakan semoga suatu saat harapan saya terkabul.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Carnivora; Famili: Felidae; Genus: Pardofelis; Spesies: Pardofelis badia; Sinonim; Catopuma badia; Felis badia.



Referensi: http://www.iucnredlist.org; gambar: http://www.pictures-of-cats.org;

Tuesday 11 June 2013

Elang Jawa Terancam Punah


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFIVQuft2NMrlRRWtFa6o6fqzwtJ5QRfdWugUh8CtpUKUppVMuKGSvQGRZ5oRJNJ0ja1oCUmtnypqeQOj2yUffmGm4OlTga-c1lRL8fK5j7gavxWSpQmLUDNi4KfIaaLadqVPnmmf8WDVc/s200/elang5.JPGKeberadaan burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) di Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soerjo, Jawa Timur, terancam punah. Hasil survei ProFauna Indonesia, saat ini diperkirakan jumlahnya tinggal dua ekor saja.

Chairman Profauna Indonesia, Rosek Nursahid menyebutkan, bila dibandingkan dari hasil pemantauan tahun 1997, saat ini jumlahnya menurun drastis. "Pada tahun 1997, masih terlihat sekitar 6 ekor Elang Jawa yang terbang di kawasan Rahura R. Soerjo. Kini, tinggal dua ekor saja," ujar Rosek

Pada tahun 1993, Elang Jawa telah ditetapkan sebagai burung nasional. Sehingga merupakan jenis satwa yang dilindungi keberadaannya di alam bebas. Penetapan ini, dikarenakan burung jenis tersebut mulai langka. Selain itu, Elang Jawa juga dianggap mirip dengan Burung Garuda, yang menjadi lambang negara.

Rosek menyebutkan, penurunan populasi Elang Jawa di Tahura R. Soerjo, lebih disebabkan karena penurunan kualitas habitatnya. Habitat yang rusak membuat mangsa Elang Jawa semakin berkurang. Penggunaan pestisida kimia berlebihan dilahan pertanian yang berbatasan dengan hutan, turut mempengaruhi keberadaannya.

Elang Jawa adalah burung pemburu berukuran sekitar 60 cm. Hidup di hutan primer yang ada di Pulau Jawa. “Dalam rantai makanan, burung ini merupakan top predator. Biasanya memangsa burung-burung besar, dan mamalia seperti ayam hutan, tupai, musang, jelarang dan kelelawar buah,” tuturnya.

Saat ini dia memperkirakan total populasi Elang Jawa tidak lebih dari 400 ekor saja. Apabila populasi dan habitat di Tahura R. Soerjo turut menyusut, tentunya sangat disayangkan. "Sudah seharusnya pemerintah menghentikan laju deforestasi di Pulau Jawa" katanya.

Menurut catatan ProFauna, selain di Tahura R Soerjo, ada beberapa tempat lain di Jawa Timur yang juga menjadi habitat Elang Jawa. Lokasi itu antara lain,  di Pulau Sempu, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Taman Nasional Merubetiri, Taman Nasional Alas Purwa, Lebakharjo, dan Pegungan Hyang dan Kawah Ijen. Elang jawa bisa hidup di hutan primer mulai dari ketinggian 0 meter hingga 3000 meter dari permukaan laut.

"Namun, kami belum mengetahui pasti status populasinya terkini," ujarnya.

Selain faktor rusaknya habitat,dan penggunaan pestisida kimia secara berlebih. Penurunan populasi ini, juga bisa terjadi secara alami. Mengingat, pertumbuhan Elang Jawa sangat lambat. Burung ini dianggap sudah dewasa, apabila berumur 3-4 tahun. Mereka juga hanya berkembang biak satu kali dalam satu atau dua tahun. “Elang Jawa hanya bisa bertelur satu butir saja. Menurut Rosek, telur tersebut akan dierami selama sekitar 47 hari. Setelah anaknya menetas, selama 1,5 tahun akan hidup bersama induknya,” terang Rosek.

Monday 10 June 2013

LATIHAN UJIAN PRAKTIKUM HISTOLOGI

Bonus untuk di pelajari !!
sukses bersama lebih menyenangkan :D

Gambar Praktikum Histologi 1                        download
Gambar Praktikum Histologi 2                        download
Gambar Histologi Sediaan Dosen                    download
Gambar Kuis Histologi 10 Juni 2013               download

Sunday 9 June 2013

Kelebihan-Kelebihan Kucing

        Kucing memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh hewan lainnya. Salah satunya adalah kemampuannya untuk melihat dengan baik dalam keadaan terang dan gelap. Bahkan kemampuan kucing melihat dalam gelap jauh melebihi manusia.
        Sebelum menjadi binatang peliharaan di rumah, kucing termasuk binatang liar. Di alam aslinya, kucing berburu pada malam hari sehingga membutuhkan kemampuan untuk melihat dengan baik dalam kondisi gelap.
Penglihatan dalam suasana gelap
        Kemampuan itu dimiliki kucing karena di bagian belakang mata kucing ada tapetum lucidum. Organ yang mirip cermin ini dapat memantulkan cahaya yang membantu kucing untuk melihat dalam gelap. Tapetum lucidum ini juga membuat mata kucing dapat menyala di dalam gelap.
        Tetapi ini tidak berarti kucing bisa melihat dalam gelap gulita. Kucing tetap memerlukan cahaya walau tidak banyak. Kucing hanya membutuhkan sekitar 20 persen cahaya yang dibutuhkan manusia untuk melihat.
        Dengan kemampuan yang luar biasa ini, ia bisa menangkap tikus-tikus yang berkeliaran pada malam gelap. Begitu juga untuk mencari kecoak yang bersembunyi di dalam kegelapan, kucing tak memerlukan cahaya lilin atau senter.
Pendengaran kucing yang sangat peka
        Ternyata kucing adalah hewan dengan pendengaran yang sangat peka, lebih dari pada manusia dan anjing. Pendengaran anjing memang lima kali lebih tajam dari manusia, tetapi pendengaran kucing dua kali lebih tajam dari anjing.
        Jika anjing bisa mendengar suara yang sangat rendah, kucing lebih lagi. Jika anjing bisa mendengar suara yang sangat tinggi, kemampuan kucing lebih baik lagi. Kupingnya tak hanya mampu mendengar suara yang sangat pelan, tetapi juga suara sangat tinggi, yang tak dapat didengar manusia!
        Tak hanya itu, ada kelebihan lain dari telinga kucing. Dengan daun telinga yang lebar dan dapat berputar 180 derajat ke arah sumber bunyi, kucing mampu mencari suara serangga yang berasal dari balik tembok sekalipun. Kemampuan ini sangat penting bagi kucing untuk mengetahui mangsanya berada.
Keseimbangan tubuh yang luar biasa
        Kucing memang pantas disebut pemain akrobat yang andal. Pernah lihat kucing berjalan santai di atas atap? Ia dapat berjalan santai, tidak goyah miring ke kiri dan ke kanan. Atau pernahkah kamu melihat kucing yang jatuh dari pohon, mendarat dengan mantap di keempat kakinya? Itulah kehebatan kucing lainnya. Kucing, bahkan anak-anak kucing sekalipun, mempunyai keseimbangan yang luar biasa. Ketika jatuh, cairan yang terletak di telinga bagian dalam kucing ikut bergerak. Dalam waktu yang sangat cepat kepala kucing juga berputar ke arah horizontal, menyamai cairan tersebut. Tubuh kucing pun otomatis bergerak mengikuti kepalanya. 
        Selain itu, keseimbangan kucing juga dibantu oleh ekornya. Ekor kucing berperan untuk mencegah kucing berputar berlebihan. Ia menarik punggungnya ke atas untuk menahan guncangan berlebihan, akibat jatuh ke bawah. Dengan itu semua, kucing pun bisa mendarat dengan sukses.
sumber: National Geographic for Kids